BAB
III
PENGERTIAN
SDM
A.
Pengertian
SDM
Untuk memahami pengertian SDM perlu
dibedakan antara pengertiannya secara makro dan mikro. Pengertian SDM secara Makro adalah: semua
manusia sebagai penduduk atau warganegara suatu Negara atau dalam batas wilayah
tertentu yang sudah memasuki usia angkatan kerja, baik yang sudah atau yang
belum memperoleh pekerjaan (Lapangan Kerja). Disamping itu SDM secara makro berarti juga penduduk yang
berada dalam usia produktif meskipun karena berbagai sebab dan masalah yang
belum produktif karena belum memasuki lapangan kerja yang terdapat
dimasyarakatnya.
SDM dalam arti Mikro adalah manusia
atau orang yang bekerja atau menjadi anggota suatu organisasi yang disebut
personil, pegawai, karyawan, pekerja, tenaga kerja dll. Sedang secara lebih
khusus SDM dalam arti Mikro di lingkungan sebuah organisasi/perusahaan
pengertiannya dapat dilihat dari tiga sudut:
1.
SDM adalah orang yang bekerja dan
berfungsi sebagai asset organisasi/perusahaan yang dapat dihitung jumlahnya
(kuantitatif). Dalam pengertian ini fungsi SDM tidak berbeda dengan fungsi
asset lainnya, sehingga dikelompokan dan disebut sarana produksi, sebagai
sebuah mesin, computer (sumber daya teknologi), investasi (sumber daya
financial), gedung, mobil (sumber daya material) dll.
2.
SDM adalah potensi yang menjadi motor
pengerak organisasi/perusahaan. Setiap SDM berbeda potensinya, maka
kontribusinya dalam bekerja untuk mengkongkritkan rencana operasional bisnis
menjadi kegiatan bisnis tidak sama satu dengan yang lain. Kontribusinya itu
sesuai dengan keterampilan dan keahlian masing-masing, harus dihargai antara
lain dalam bentuk financial. Dalam kenyataanya semakin tinggi keterampilan dan
keahliannya maka semakin besar pula penghargaan financial yang harus diberikan,
yang berpengaruh pula pada biaya (cost) produksi, sehingga SDM juga berfungsi
sebagai investasi.
3.
Manusia sebagai sumber daya makhluk
hidup ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, sebagai penggerak organisasi/perusahaan
berbeda dengan sumber daya lainnya. Nilai-nilai kemanusiaan yang dimilikinya,
mengharuskan sumber daya manusia diperlakukan secara berlainan dengan sumber
daya lainnya. Dalam nilai-nilai kemanusiaan itu terdapat potensi berupa
keterampilan dan keahlian dan kepribadian termasuk harga diri, sikap, motivasi,
kebutuhan dll yang mengharuskan dilakukan perencanaan SDM, agar yang
dipekerjakan sesuai dengan kebutuhan organisasi atau perusahaan.
Berdasarkan pengertian SDM secara
Mikro tersebut diatas, bererti sukses organisasi/perusahaan dalam mencapai
tujuannya tidak sekedar ditentukan oleh jumlah SDM yang dipekerjakannya, tetapi
sangat dipengaruhi oleh kualitas dan sifat kompetitifnya. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa eksistensi sebuah organisasi atau perusahaan tidak dapat
lebih baik dari kualitas SDM yang dimilikinya.
Prediksi SDM untuk mengisi
jabatan/pekerjaan yang kosong dimasa depan dalam perencanaan SDM, harus memperhatikan juga perannya di
lingkungan organisasi/perusahaan, yang dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Para eksekutif sebagai pengendali
SDM sebagai eksekutif adalah para
manajer yang menempati berbagai jenjang jabatan structural dari yang terendah
sampai yang tertinggi pada lini produksi, pemasaran, keuangan, pengelola SDM
dan unit penunjang lainnya, para general manajer dan khusus TOP Manager
organisasi/perusahaan cabang. Disamping itu termasuk juga para tenaga ahli
senior sebagai pekerja fingsional dalam melaksanakan proses produksi dibawah
kendali General Manajer dan TOP Manajer. Para eksekutif ini disebut sebagai
para pengendali karena memiliki wewenang dalam membuat dan memerintahkan
pelaksanaan keputusan dan kebijakan organisasi/perusahaan, sesuai dengan
jenjang jabatan dan bidang masing-masing. Para pengendali sebagai pekerja
tingkat atas dan menengah ini, harus mempunyai kemampuan tinggi dalam mewujudkan
strategi bisnis organisasi/perusahaannya, agar setiap keputusan dan
kebijaksanaan bisnis atau bidang penunjang lainnya, yang berpengaruh pada
operasional bisnis, dapat diwujudkan menjadi kerja yang produktif dan
berkualitas, efektif dan efisien bagi pencapaian tujuan organisasi atau
perusahaan.
2. Para Staf dan Tenaga Kerja
Profesional/Ahli
SDM ini merupakan tenaga kerja
pembantu utama para eksekutif, yang bertugas memberikan informasi yang akurat
sebagai masukan bagi para manajer dalam mengambil keputusan dan membuat
kebijaksanaan. Disamping itu juga bertugas menjabarkan keputusan atau kebijakan
para pengendali agar dapat diwujudkan menjadi kerja yang kongkrit dan mengatur
serta menetapkan cara bekerja dan penjadwalan agar berlangsung secara efektif
dan efisien. Para staf ini termsuk juga para supervisor tingkat menengah atas
dan tingkat menengah yang memiliki kemampuan dalam memberikan bimbingan dan
pengarahan kerja (direction) serta kemampuan menilai tingkat efektifitas dan
efisiensi pelaksanaan pekerjaan sesuai jenjangnya masing-masing.
3. Para Pelaksana Ahli dan Pelaksana
Teknis
SDM ini terdiri dari tenga
professional yang mengatur pelaksanaan pekerjaan dengan mempergunakan metode
atau cara bekerja yang dinilai paling efektif dan efisien atau paling tinggi tingkat
produktivitasnya dan paling handal dalam mewujudkan kualitas produk yang telah
ditetapkan. Disamping itu tenaga ahli dan pelaksana teknis ini berfungsi pula
sebagai pengawas dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari dan secara khusus
diperankan juga sebagai supervisor tingkat menegah bawah. Sedang pada tingkat
bawah disebut sebagai para mandor yang mengatur secara langsung pekerjaan
operasional para pekerja tingkat bawah.
4. Pelaksana Operasional
SDM ini terdiri dari pelaksana
pekerjaan dalam proses produksi, pemasaran (sales) dan pekerja ketatausahaan
pada unit penunjang, yang bekerja atas dasar instuksi para manajer atau tenag
pelaksana ahli/professional tingkat menengah bawah atau mandor. Paa pekerja ini
harus memiliki keterampilan teknis sesuai tuntutan pekerjaannya masing-masing.
B. KESIMPULAN PENGETIAN PERENCANAAN SDM
Dari uraian-uraian terdahulu telah
diketengahkan secara terpisah tentang pengertian pekataan “Perencanaan dan
SDM,” dilingkungan sebuah organisasi atau perusahaan. dari kedua pengertian tersebut
dapat diketengahkan beberapa pengertian Perencanaan SDM sebagai kesimpulan.
Pengertian tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Perencanaan
SDM adalah proses mengantisipasi dan membuat ketentuan atau persyaratan untuk
mengatur arus geakan tenaga kerja ke dalam (pekerja baru), di dalam (promosi,,
pindah dan demosi), dan keluar (pensiun, berhenti, dan diberhentikan)
dilingkungan sebuah organisasi aatau peusahaan. (Arthur W. Sheman dan Geoge W.
Bohlander; 1992)
Pengertian diatas menunjukan bahwa
dilingkungan sebuah organisasi/perusahaan dipelukan pembuatan keputusan dan
kebijaksanaan dalam bentuk peraturan atau persyaratan yang mengatur keberadan
SDM agar dapat melaksanakan volume dan beban kerjanya.
2.
Perencanaan
SDM adalah rangkaian kegiatan peramalan (prediksi atau estimasi) kebutuhan atau
permintaan (demand) tenaga kerja dimasa depan pada sebuah organiisasi atau
perusahaan, yang mencakup pendayagunaan SDM yang sudah ada dan pengadaan tenaga
kerja baruyang dibutuhkan (G. Steiner).
Dari pengertian diatas terlihat bahwa
Perencanaan SDM merupakan proses menetapkan keputusan yang bersifat prediktif,
yang hasilnya selalu berpeluang untuk keliru. Oleh karena itu perlu digunakan
dan dikembangkan metode atau teknik prediksi yang secara ilmiah memiliki
tingkat keakuratan yang tinggi dan tingkat kekeliruan yang serendah-rendahnya.
Sedang yang diprediksi adalah kebutuhan dan permintaan (demand) SDM agar dimasa
depan dapat melaksanakan perencanaan bisnis sebuah organisasi atau perusahaan
secara efektif dan efisien.
Sedang dalam bagian ini cukup
dinyatakan bahwa audit SDM dilakukan untuk melksanakan prinsip utama dalam
perencanaan SDM bahwa: Perencanaan SDM
harus dimulai dari pendayagunaan secara efektif dan efisien (optimal) SDM yang
sudah dimiliki dan hanya akan menambah atau merekrut SDM dari luar apabila
ternyata terdapat kekurangan SDM untuk melaksanakan tugas-tugas pokok
organisasi atau perusahaan.
3.
Perencanaan
SDM adalah proses menetapkan strategi untuk memperoleh, memanfaatkan,
mengembangkan, dan mmempertahankan SDM sesuai dengan kebutuhan organisasi atau
perusahaan sekarang dan pengembangannya dimasa depan.
Pengertian terakhir ini sifatnya
lebih luas karena Perencanaan SDM tidak sekedar diartikan untuk memperoleh SDM
yang dibutuhkan sebuah organisasi/perusahaan, sebagaimana yang dimaksud oleh
pengertian-pengertian sebelumnya. Pengertian ini menekankan juga mengenai cara
memanfaatkan, mengembangkan dan mempertahankan SDM yang potensial setelah
dipekerjakan sebagai hasil suatu perencanaan SDM yang akurat. Kegiatan-kegiatan
yang disebut terakhir dilaksanakan dalam beberapa kegiatan Manajemen SDM yang
lainnya, seperti pelatihan, penilaian kerja, perencanaan karir, pengembangan
SDM lainnya. Kegiatan-kegiatan tersebut hanya mungkin dilakukan secara efektif
dan efisien jika dari perencanaan SDM ditetapkan kualifikasi yang akurat untuk
setiap bidang kerja atau jabatan kosong Yang
memerlukan SDM, baik dari sumber internal (promosi dan pindah) maupun
eksternal.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar